Selasa, 24 Februari 2015

DUKA CITA DAN NAIK DERAJAT MENJADI AHLI EKONOMI SYARIAT

Hampir setiap orang menolak yang namanya duka dan berusaha sekuat tenaga untuk hidup bahagia. Akibatnya, tidak sedikit di antara mereka yang bersikap pragmatis, egois, individualis, dan hedonis. Bahkan, mereka mau melakukan apa saja yang penting dia tidak miskin, tidak dikucilkan dan tidak dihukum. Walaupun kadangkala hatinya menjerit karena letupan-letupan kesadaran yang terkadang muncul akan perilakunya yang telah melanggar aturan Tuhan, mereka tetap saja lebih memilih menjauh dari duka demi hidup bahagia. Ingkar janji, dusta, dan khianat dipaksa menjadi karakter dalam dirinya demi untuk menghindari duka.
Apalagi di zaman sekarang yang himpitan ekonomi begitu berat, kejujuran sudah dianggap bukan masanya lagi, dan korupsi diyakini wajar, sehingga menjadikan sebagian besar umat manusia makin berani menggadaikan imannya. Padahal, kalau dicermati, duka yang mereka hindari dengan cara curang itu, sejatinya adalah jalan tol menuju duka nestapa yang tiada tara.
Duka di dunia hanyalah sementara sebagaimana senang di dunia juga tidak selamanya. Sementara pembalasan Allah SWT pasti adanya. Seorang Muslim wajib untuk hidup dengan tidak melanggar aturan Allah SWT. Sekalipun terkadang untuk hidup seperti itu harus banyak melakukan pengorbanan, merasakan penderitaan, kesengsaraan, dan duka nestapa yang mendalam. Tetapi, itulah mahar yang harus kita berikan untuk bisa mendapat kebahagiaan abadi di dalam surga. Apabila kita telah memahami hal ini, insya Allah kita akan bisa menjalani hidup ini tetap bahagia meskipun harus bersahabat dengan duka. Duka sejatinya adalah mahar untuk bahagia.
Hal itulah yang dilakukan oleh Nabi Yusuf AS. Sejak kecil dia hidup tidak dalam kebahagiaan. Dia menjadi anak Nabi Ya’kub yang dibenci oleh saudara-saudaranya dia pun harus rela dilempar ke dalam sumur. Kemudian, dia hidup sebatang kara di negeri orang dengan status sebagai budak belian. Tak cukup di situ, Nabi Yusuf juga difitnah, hingga harus mendekam dalam penjara. Tetapi, semua itu dilalui dengan nuansa hati yang tetap bersih dari kotoran nafsu. Kebersihan hatinya membuatnya rela di penjara.
“Yusuf berkata, ‘Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh’.” (QS Yusuf : 33).

Demikianlah sikap Nabi Yusuf terhadap duka dalam hidupnya. Setiap fase ujian, dilaluinya dengan penuh kesabaran dan harapan akan pertolongan Allah SWT. Hingga ia diangkat derajatnya oleh Allah SWT dengan menjadi pengelola ekonomi Syariat Allah di bumi Mesir dahulu ( Tim FB )
Mengapa harus PayTren? 
1. PayTren menawarkan Cashback tanpa melakukan markup pada nilai produk (Pulsa, token listrik, dll) 
2. PayTren memiliki potensi usaha yang tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis.
3. Penerapan PayTren dibawah bimbingan dan pembinaan Ust. Yusuf Mansur secara langsung.

Kami Mobile Stokis Aba Zahrah menyediakan dan melayani: 
1. Pembelian Pin HU PayTren
2. Pembelian Deposit Untuk Transaksi 
3. Pengelolaan Manajemen penempatan HU PayTren 
4. Training Mitra Pengguna, Mitra Pebisnis dan Leader PayTren

Hubungi kami di: 
1. Call/SMS/WA : 0823 8994 6045 an. Eddy Syahrizal 
2. Pin BB: 7CE93545 an. Eddy Syahrizal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEREKA YANG TERPILIH

PaytrenPekanbaru. Rasulullah datang, umat ini bersatu di atas agama yang satu, yakni agama Islam yang diridhai-Nya. Itu semua merupakan nikm...